Ani Purwati - 31 Jul 2007 17:53
Walaupun dapat meningkatkan produksi hasil tanam, penambahan nutrisi (pupuk) pada tanah juga dapat melepaskan nutrisi, dan mencemari suplai air. Studi terbaru para peneliti di University of Minnesota menunjukkan, praktik pertanian alternatif dapat membantu melindungi lingkungan dengan mengurangi kadar nitrat pada air permukaan dan tanah yang disebabkan pemakaian pupuk konvensional.
Nitrogen adalah salah satu elemen terpenting yang dibutuhkan dalam produksi sistem pertanian. Ketika perlakuan dengan sejumlah pupuk nitrogen untuk mengoptimalkan lahan tanaman dan meminimalkan kerusakan lingkungan, sebagian besar nitrogen menimbulkan lepasnya nitrat.
Nitrat berasal dari nitrogen, lepas melalui air tanah. Di wilayah dimana drainase di bawah permukaan tanah digunakan dalam pertumbuhan tanaman, kadar nitrat yang tinggi dialirkan ke hilir. Kontaminasi nitrat pada air dapat mengakibatkan air menjadi kekurangan oksigen (hypoxic) dan menekan kehidupan air di hilir.
"Tantangan bagi industri, petani, ahli pertanian, dan pemerhati lingkungan lainnya untuk mengembangkan sistem pertanian yang efisien menurut tingkat produksi ekonomis dengan memperkecil degradasi air tanah dan permukaan," kata Jeff Strock, ilmuwan dalam studi ini.
Untuk mengurangi polusi pertanian, Strock dan peneliti lainnya mengukur hilangnya nitrat dan air pada pertanian konvensional dan sistem pertanian alternatif selama periode tiga tahun di Minnesota barat daya.
Para peneliti memperlakukan praktik pertanian konvensional dengan rotasi kedelai dan jagung, aplikasi pupuk anorganik serta pestisida. Sedangkan praktik pertanian alternatif dengan managemen organik yang merupakan rotasi dari bermacam tanaman termasuk jagung, kedelai, gandum, alfalfa, soba, dan gandum hitam, menggunakan suplai nutrisi dari polong-polongan dan sumber pupuk kompos atau alami lain.
Hasil studi menunjukkan bahwa sistem pertanian alternatif dapat mengurangi jumlah hilangnya air drainase sampai 41 persen dibandingkan rotasi kedelai dan jagung konvensional. Praktik pertanian alternatif juga mengurangi hilangnya nitrogen nitrat antara 59 sampai 62 persen.
"Data kami menyebutkan bahwa kuantitas dan kualitas air dapat ditingkatkan dengan menambah sistem penanaman bermacam tanaman," kata Strock.
Baik sistem pertanian konvensional maupun organik, Strock menyatakan sistem penanaman bermacam tanaman (hayati) dapat diadopsi sebagai salah satu dari beberapa praktik untuk membangun sistem managemen pertanian berkelanjutan yang produktif, menguntungkan dan ramah lingkungan.
"Tidak ada cara untuk memecahkan masalah kualitas air kita. Namun penerapan praktik seperti sistem penanaman bermacam hayati, dengan managemen nitrogen, rotasi tanaman hijau, dan penggunaan tanaman pelindung, akan membantu mencegah kontaminasi nitrat pada danau dan sungai," kata Strock.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment